Hari Ibu

hello pembacaaa, ni post aku copy dari noteku yang di fb, jangan pikir yang aneh2 ya, original kok ^^ selamat membaca :D

Hari Ibu

by Zuhrii Arieffasha on Tuesday, December 22, 2009 at 2:49pm
Aku seorang lelaki yang bernama Rasya. Asa adalah panggilan rumahanku. Dirumah aku tinggal bersama nenekku, ayah dan bundaku . Aku punya kakak, namun kakaku sedang menuntut ilmu di Universitas Indonesia.

Dua hari yang lalu kakaku pulang. Kusambutnya dengan senyum termanisku sambil memeluk dan mencium kedua pipinya dengan penuh cinta. Perlakuan yang sama juga berlaku pada ayah, bunda dan nenekku . Lalu ia bergegas menuju kamarnya dan beristirahat sejenak sambil mendengarkan musik klasik favoritnya, dan lekas terbawa mimpi .

Tak berselang lama, adzan maghrib menggema. Kakakku terbangun dan mandi lalu sholat maghrib berjama'ah. Ketika sholat berlangsung, ayahku membacakan surah An-Nabaa' dengan lancar. Terpintas di pikiranku bahwa arti surah itu adalah berita. Konsentrasiku hilang dari sholat dan seketika berpindah ke surah yang dibacakan oleh ayah. Tiba-tiba puing - puing air mata membasahi pipiku dan menganak sungai. Jantungku berdebar seakan-akan ada firasat tertentu .

Namun, sudah biasa bagiku menangis ketika sholat . Kupikir itu adalah pertanda bahwa sholatku tak khusyuk, sehingga aku perlu mengkhusyukkan kembali . Jadi itupun berlaku bagiku ketika aku sholat berjamaah saat ini . Dan ... kuhiraukan airmata itu berlinangan walau aku tak mengerti sebabnya .

Seusai sholat aku mencium tangan lembut ibuku . Namun tak kulihat cincin-cincin yang terpasang di jari - jari mungilnya . Akupun bertanya, " lho ! kok tangannya bunda bersih ? ", dan bunda menjawab, " cincin sama gelang bunda dicuci di toko emas. " , " tapi kalo gini tangan bunda kelihatan polos banget ya ? " , dan bunda hanya menjawab dengan senyuman . Lantas aku membalikkan badan dan kembali berdzikir .

Seusai sholat, aku pergi ke kamar untuk mengaji . Ketika aku mengambil al-qur'an, kulihat disebelah kanan ada buku latihan soal . Dan aku berniat seusai mengaji, aku mengisi soal-soal yang belum aku kerjakan .

Tepat pukul 20.30, kututup buku latihan soal itu dan berjalan menuju ruang keluarga . Tawa riang membuatku penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi . Setelah kulihat, ternyata Opera Van Java yang membuat makin harmonisnya keluarga kami .

Pagi harinya, yaitu tanggal 21 Desember aku bangun lbih pagi dari biasanya . Karena kebiasaanku apabila hari libur aku bangun lebih pagi untuk sholat subuh di masjid . Lalu aku log in facebook untuk update status, nulis note, atau bermain mafia war . Lalu membaca koran atau sekedar menonton berita .

Tak ada pembantu dirumahku, sehingga kami sekeluarga membagi tugas . Bunda mencuci baju dan menggosok, nenek memasak, dan aku menyapu dan mengepel lantai . Terkadang aku mengelap almari atau barang rumah tangga lainnya . Tapi berbeda dengan ayahku . Beliau tak mendapat tugas . Kata bunda, ayah sudah bekerja mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga kita semua, namun aku menganggap tak adil, karena disaat keluarganya membersihkan rumah, beliau hanya memberantakkan ruang kerjanya saja tanpa mau merapikan kembali . Dan apabila ada satu file yang hilang, marahlah beliau kepada seluruh anggota keluarga . Akhirnya bunda memutuskan agar bunda sendiri yang merapikan ruangan yang layak disebut kapal pecah itu .

Malam harinya, bunda berkata kepadaku, " Asa besok menyapu, dan kakak mengepel . Kata nenek apabila kakak yang mengepel, lantainya terlihat bersih seperti baru. " Okee, aku bisa terima ..

Pagi harinya aku bangun kesiangan, pukul 05.45 aku langsung menuju kamar mandi dan lekas sholat subuh . Bunda terlihat marah padaku . Dan akupun diam saja, padahal aku sudah berniat memberikan ucapan selamat hari ibu untuk bunda seusai aku sholat subuh . Namun karena kondisi yang tidak pas, jadi aku tunda hingga kondisi benar - benar stabil .

" Jadi nyapu nggak, Sa ? ", tanya bunda mengagetkanku . Dan aku menjawab, " Jadi, bun . " , " Kapan ? " tanya bunda keras . Dan aku pun bergegas mengambil sapu dan mulai menyapu . Tak lama kemudian bunda pergi untuk mencuci pakaian . Ini adalah kesempatanku untuk menonton televisi sebentar, karena tayangannya mengundang perhatianku . Seketika aku berhenti menyapu dan duduk di depan televisi . Bunda datang denganjalam menyeret, lalu mengambil sapuku dan berkata, " udah sana nonton tv aja ! " . Dan aku hanya mempertahankan sapu yang kubawa tanpa melakukan apa yang bunda suruh . Namun bunda semakin marah padaku, sehingga kuurungkan niat untuk kembali membersihkan lantai dan duduk di depan televisi dengan muka cemberut .

Tak berselang lama, bunda menyuruhku mengambil pel dan mengepel seluruh ruangan di rumahku . Tanpa basa basi, aku langsung mengambil lap pel dan mengisi ember dengan air lalu menambahkan dengan sabun, dan mulai mengepel . Dalam hatiku berkata, " bunda gengsi pastii, rumah sebesar ini mau disapu sendiri, dipel sendiri, makannya bun, jangan sok jadi orang . "

Hingga sore hari aku tak berbincang - bincang dengan bunda . Sebenarnya aku ingin meminta maaf dan mengucapkan selamat hari ibu kepadanya, namun aku malu .

Dan seusai sholat maghrib aku memberanikan diri untuk meminta maaf kepada bunda dan memberikan selamat hari ibu melalui sms . Namun bunda tiba - tiba kejang - kejang, masih menggunakan mukena merah mudanya, bunda dibawa ke rumah sakit terdekat . Setelah dicek dokter, ternyata gula darah ibu mencuat menjadi 576 . Aku hanya bisa menangis sambil memeluk nenek dan berkata " maaf bunda, maaf ", berkali - kali . Tak lama kemudian dokter keluar dari ruang UGD . Aku harap be;iau membawa berita bahagia untuk bunda, namun yang ada hanyalah berita buruk, yaitu bunda harus dibawa ke ruang ICU . Jantungku makin berdebar, dan yang terpintas di benakku adalah mengucapkan maaf dan selamat hari ibu kepadanya .

Tak lama kemudian, aku dibolehkan masuk untuk menjenguk bunda, asalkan dengan memakai pakaian khusus . Akhirnya aku masuk dan ingin langsung mengucapkan kata maaf dan selamat hari ibu . Bau ruangan ICU yang khas, tabung - tabung oksigen yang memenuhi ruangan itu, serta harapan yang tak lagi besar setelah masuk ke ruangan itu, dan aku langsung memegang tangan bunda erat - erat sambil berkata, " Bunda, maafkan Asa .. " seketika itu kata - kataku tersendat, karena alat deteksi sudah tak lagi bertanda hidup, bahkan tanda - tanda tak adanya kehidupan pada bunda telah menguat hingga telah dinyatakan oleh dokter, bahwa bunda sudah kembali ke sisi-Nya .

okee my readers, gimana post ku yang satu ini ? rasakan dan hayatin ya post ku ini, semata2 ku buat sebagai bahan pembelajaran manusia :D terimakasih .